Selasa, 19 April 2011

dimanakah dia ?






Malam hari ketika aku terlelap dalam tidurku tiba-tiba handphone-ku bergetar dan mengagetkanku sehingga aku terbangun dari tidurku. Tanganku mencoba mencari dimana handphone-ku berada dan setelah tanganku berhasil mendapatkan handphone itu, ternyata getarnya terhenti.
“Aduh… tengah malam gini siapa sih yang iseng nelpon-nelpon, ga tau orang ngantuk apa!!!” kataku kesal.
Tidurku terganggu hanya karna getar handphone itu. Kepalaku pusing karena tiba-tiba terbangun di saat aku tertidur lelap.
“Nomor siapa ini ?” tanyaku ketika aku melihat nomor yang tadi menelfonku di layar handphone-ku. Karena aku sangat mengantuk, aku pun melanjutkan tidurku.
Pagi harinya aku pun terbangun dari tidurku karena sudah jam 07.15. Aku pun mencari dimana handphone-ku. Setelah aku menemukannya aku pun teringat tentang nomor yang semalam menelfonku. Aku pun mengirim sms ke nomor itu.
“Maaf ini siapa ya ? kok semalem nelpon aku ?” begitulah isi smsku.
Sang pemilik nomor tidak membalas smsku itu dan itu semakin membuatku penasaran.
“Siapa sih nih orang ? semalem nelpon ga jelas ganggu orang tidur, sekarang di sms ga di bales. Bikin orang tambah penasaran aja!!” gerutuku kesal.
Malam harinya sekitar jam 11.25 handphone-ku bergetar, aku pun mengambil handphone-ku yang tadi aku letakkan di kasur ketika aku melihatnya ternyata ada sebuah sms masuk. Aku pun membuka sms itu.
“Maaf ya udah ganggu kamu semalem, aku cuma mau cari temen aja. Boleh kenalan ?” begitulah sms yang masuk ke handphone-ku.
Ternyata sms itu adalah sms dari nomor yang semalam menelfonku. Hari ini aku bebas untuk tidur telat karena besok hari sabtu, dan sekolahku libur. Aku pun segera membalasnya.
“Iya gpp kok, mau kenalan ? boleh kok. Nama kamu siapa ?” begitulah balasan sms aku.
“Nama aku Niko. Nama kamu siapa ?” balas Niko.
“Nama aku Erva, anak mana ? masih sekolah kah ?” balasku .
“Aku anak Kalibata, iya aku masih sekolah kelas 2 SMA. Kok kamu belom tidur ? hmm, kamu mau ga jadi sahabat aku ?” balas Niko.
“Iya aku mau kok, salam kenal yaa. Aku tidur dulu ya!” balas ku menutup pembicaraan.
Pagi harinya aku bangun kesiangan, ya maklumlah hari ini kan hari minggu jadi bisa malas-malasan. Sekarang aku memiliki sahabat baru yaitu Niko. Walaupun aku baru kenal tetapi aku rasa dia orang yang baik.
Aku bermain game di komputer seharian karena tidak ada kegiatan yang bisa aku lakukan lagi. Aku pun tidak lupa makan siang walaupun aku terlalu asik bermain game. 
Malam harinya aku menelfon Niko, tetapi dia tidak mengangkat telfonku. Lalu tidak lama dia sms aku.
“Maaf ya tadi aku ga angkat telpon kamu.” sms Niko kepadaku.
“Kenapa kamu ga angkat telpon aku ? aku mau banget denger suara kamu.” tanyaku kepada Niko.
“Aku punya penyakit di telinga. Gendang telinga aku pecah, jadi aku ga bisa denger. Maaf ya aku ga bisa ngabulin apa yg kamu mau. Aku ga bisa angkat telpon kamu, maaf banget.” jawab Niko.
“Iya gpp kok, kok bisa gitu ? maaf ya aku nanya-nanya.” jawabku .
“Dulu aku pernah telfonan sama temen aku tengah malem. Tiba-tiba papa aku masuk terus papa aku teriak di depan telinga aku keras banget sampe gendang telinga aku pecah. Dari situ papa aku ngerasa bersalah sama aku trus papa janji mau ajak aku berobat di luar negri.” balasnya.
“Maaf ya udah buat kamu sedih, aku ga bermaksud maksa kamu buat cerita sama aku. Aku terut prihatin sama keadaan kamu, mudah-mudahan kamu cepet sembuh ya.” balasku.
Setelah itu aku pun tertidur. Ketika pagi hari aku melihat ada sms masuk di handphone-ku. Lalu segera aku baca sms itu.
“Maaf ya Erva, hari ini aku minta izin untuk pergi berobat ke Amerika sama papa, papa mau nepatin janjinya buat tanggung jawab sama penyakit aku ini. Aku ga akan lupain kamu, sebelumnya aku minta maaf karena aku ambil foto kamu di friendster. Maaf ya aku ga bilang dulu, aku cuma mau nyimpen foto kamu. Kamu mau ga janji sama aku ?” sms dari Niko.
“Beneran kamu mau pergi ? secepet ini kamu pergi padahal kita baru kenal ? janji apa ?” jawabku sedih.
“Iya aku mau pergi, 2 tahun lagi aku akan kembali kok. Kamu mau kan liat aku sembuh ? kamu mau kan aku telpon ? aku mau kamu janji sama aku jangan ganti nomor handphone kamu ya, supaya nanti kalo aku pulang, aku bisa ngabarin kamu.” jawabnya .
“Iya aku mau kamu sembuh, aku mau banget bisa telpon kamu. Aku janji aku ga akan ganti nomor. Aku ga percaya secepet ini kamu pergi padahal aku seneng banget punya sahabat seperti kamu, tapi skarang aku harus ngerelain kamu pergi demi kesembuhan kamu. Aku selalu berdoa untuk kesembuhan kamu.” jawabku sambil menangis.
“Makasih yaa, aku juga mau kamu janji, jangan pernah nangis ya, Erva udah gede, Erva ga boleh cenggeng. Kalo Erva sedih, Niko juga sedih. Erva sahabat terbaik Niko, maksaih ya Erva udah mau jadi sahabat Niko.” jawabnya menghiburku.
Aku sudah tidak sanggup lagi membalas smsnya. Aku menangis karena aku belum siap kehilangan sahabatku walau baru 3 hari aku mengenalnya. Tiba-tiba sms masuk lagi ke handphone-ku.
“Erva, Niko berangkat dulu ya. Jangan telat makan ya, jaga kesehatan, sakit ga enak loh Va. Nomor Niko di pegang mama. Nanti Erva sms ke mama aja kalo mau tau kabar niko. Niko mau sembuh buat Erva. Sampai jumpa Va.” itu sms terakhir yang Niko kirim ke aku membuat aku tambah menangis.
Beberapa bulan kemudian, nomor aku hilang. Sejak saat itu aku ganti nomor dan aku tidak tau berapa nomor Niko karena nomor dia ada di nomor aku yang hilang itu. Sampai saat ini aku masih memikirkan bagaimana keadaannya.
2 tahun telah berlalu, aku pun masih tetap memikirkannya. Apakah dia sudah pulang ? apakah dia sudah sembuh ? apakah dia masih ingat denganku ? berbagai pertanyaan ada di fikiranku dan membuat aku menangis karena aku sangat merindukan sahabatku itu.
Sampai saat ini aku masih menunggunya . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar